Selasa, 22 Oktober 2013

Cay's Vacation Jalan-jalan ke Kota Tua - 22 September 2013 (part 2)

2. MUSEUM FATAHILLAH

Dengan membayar Rp. 5000 kita memasuki museum yang umur bangunan na lebih dari 300 tahun... WOW!!.

Dimuseum iki kita diberi informasi sejarah kota jakarta dari jaman prasejarah. jaman bercocok tanam, jaman kerajaan hindu, budha, islam hingga jaman kolonial, lengkap dengan benda-benda dari masing-masing masa (walau imitasi yang asli kan di museum nasional dan museum prasasti).

Lukisan Besar yang menggambarkan awal kerjasama sultan Fatahillah dengan bangsa luar hingga terjadi pertempuran

Yang menarik disini ada si meriam terkenal si Jagur. Meriam yang berbentuk unik iki adalah hasil dari lima meriam perunggu yang dilebur menjadi satu. Jagur dibuat di makau dan sekarang masih kokoh berdiam di kawasan taman Museum Fatahillah ini.

Jagur melambangkan meriam perkasa dan katanya ada meriam pasangannya yang dibuat konotasi pasangan na, meriam cewe namun ada mitos yang mengatakan, jika kedua meriam ini bersatu, nanti akan ada malapetaka....hueeee, bisa ajeh mitos na. Pasangan jagur iki sengaja dipisahkan karena gara-gara mitos iku dan pasangan jagur di letakkan di keraton Surakarta. Ya cerita yang saya dengar seperti iku, namun iku tidak jelas kebenarannya so jangan dipercaya yee...

Ada benda peninggalan masa kolonial yang gag kalah unik, yakni patung Hermes. Hermes berdasarkan cerita romawi adalah seorang putra dewa zeus yang tugasnya membawa berita dan wahyu. Namun dikalangan pedangang dewa hermes disebut sebagai dewa pelindung. Patung Hermes iki awalnya adalah hadiah yang diberikan dari seorang pedang dari Jerman bernama stolz kepada pemerintah Belanda. Patung berbahan perunggu iku ia berikan sebagai tanda terimakasih atas ijin dagang yang diberikan kepadanya. Stolz membeli patung Hermes di Humburg pada 1920. Pemerintah belanda akhirnya meletakkan patung tersebut di jembatan Harmoni. Kabarnya patung ini hampir saja ilang dari genggaman kita untung perampasan itu masih bisa digagalkan. Sebab banyak patung-patung bersejarah di Jakarta yang raib entah kemana.


Saat menebarkan juga cay dan rain rasakan saat memasuki penjara bawah tanah yang pengap. Penjara ini memang dibuat sengaja agak pendek, sehingga orang harus agak menunduk jika ingin memasuki, tapi iku tak berlaku bagi ane, ane mini sual na..hehehe. Kita banyak menemukan bola-bola belenggu kaki para tahanan. Ane coba angkat, hueee berat! yaaa kebayang deh para tahanan dahulu susah ya minta ampun jika bergerak.
Kebanyakan tahanan yang ditahan disini kebanyakan adalah tahan Berat dan tahanan Politik. Pangeran Ponogoro pernah ditahan disini. Konon Jika air laut pasang, maka tahanan sengaja dibiarkan duduk sehingga air laut merendam tubuh mereka. weew,,,,
Sebenarnya masih ada lagi area penjara dimuseum iki yaitu penjara wanita, namun sekarang sudah di tutup untuk umum dengan alasan demi keamanan. mmmm bikin misterius ajah daah...

Di ruang pertama Museum iki terdapat tiang gantungan untuk menghukum terpidana mati. Serem yeee klo dihukum mati macam gini. Serta tak tertinggalan lemari tempat pedang-pedang besar dan tajam para Algojo. Walau fungsinya menyeramkan tapi lemari pedang itu terkesan unik, berukir dan cantik.

Banyak funiture-funiture peninggalan gedung iki. yaaa pasti na umur na gaga jauh beda dengan gedung na. Kagum ane masih kuat, keker dan tidak berayap padahal sudah lebih dari 300 tahuun.
Dari semu furniture ane kagum sama lemari yang satu iki

dengan kaca besar ini juga suka

Oh ya pas mau sholat zuhur ane juga gaga ketinggalan mesen jajanan masa kecil ane yang dah hampir punah, es selendang mayang...  aseeek, walau santen na rada pecah... Nyambi santai di taman Museum Fatahilah makan neh es berasa nikmaaaat banget...hehehe. Sayang Kira gag boleh sama mama na makan. Tapi kek na doi mang gaga doyan deh. Aturan beli ajah kira, klo gaga abis ntar tanteh yg ngabisin hehehehe...(masih ajah suka jadi tong sampah)


Usai puas observasi Museum Fatahillah, kita mau lanjut ke objek selanjut na. Niat awal na sih kita mau ke objek-objek iku dengan mengendarain sepeda ontel tapiii malah jalan bersama dengan sepeda. Yaa lantaran Kira masih belum bisa di bonceng karena dah terlanjur sewa yaa udah dah ... lanjut. Karena mengendarai sepeda sudah terlalu main stream kita mau coba extream... Jalan gandeng sepeda wkwkwkwk... Tapi yg penting Kira tetep naik sepeda yaa dee....

3. JEMBATAN KOTA INTAN
Sejalan mau ke musem bahari kita sempetin dulu mampir di Jembatam Kota Intan. Jembatan yang bisa dibuka dan ditutup peninggaalan kolonial belanda iki walau sudah gaga berfungsi tapi seperti ruby di atas sungai hitam dan bau. Aiihh gile sungai na bauu dan sampah na... Huanjiiir buanyak na ujubileeh... Ya tapi tetep take piku disini. Sambil duduk sebentar ambil napas abis jalan tadi, angin disini cukup lumayan walau hehehe bau lalala.


Yak karena terimpit waktu, kita gaga lama2 disini. Para agent kembali melanjutkan perjalanan. Setapak demi setapak dibarengi dengan canda dan obrolan kita lewati dan 'menikmati' perjalanan,  daaan kita menemui....

4. GALANGAN VOC

Jaman dulu na tempat ini merupakan pusat administrasi VOC. Bisa dibilang kantor logistic na VOC. Ane belum tahu tempat iki dijadikan apa sama pemerinta belanda setelah VOC bangkrut. Tapi sayang na bangunan iki gaga dipugar macam Museum Fatahillah, gudang VOC (museum bahari), Menarah Syahbandar. Mungkin Galangan iki  sekarang punya swasta kek na.

Akhir na menara Syahbandar sudah didepan mata
ayoo kira kita nyebraang... hati-hati yaaa...banyak mobil tronton segede GABAN...

5. MUSEUM BAHARI
Museum Bahari dan merana Syahbandar adalah satu komplek. Dengan membayar Rp. 5000 per org kita bisa menikmati dua objek iku. Museum Bahari ini dulu na adalah gudang tempat menimbun rempah-rempah dan komuditi yang akan mau di export keluar negeri dengan menggunakan kapal laut. Maka tempat na tak jauh dari pelabuham sunda kelapa. Kita mejeng dulu di depan na.

Bangunan iki pasti gaga jauh beda umur na sama bangunan-bagunan kota tua lain na. Gudang iki benar benarrr besar ada 3 komplek  bangunan berlantai dua dan satu lantai loteng. Walau tinggi langit-langit na tak setinggi bangunan lain tapi gudang iki memang panjang dan lapang.  Ok observasi kita dimulai. Museum Bahari iki banyak menampil dan mencerita perkembangan pelabuhan-pelabuhan di Indonesia dari jaman ke jaman.

Disini juga memamerkan perahu yg dipakai nenek moyang kita yang kata na berasal dari yunan iku. Gag hanya iku bahari juga memamerkan replika miniatur perahu-perahu  yang ada di nusantara.

Yang menarik di museum iki ada dilantai dua. Disini kita dipamerkan manekin-manekin bangsa-bangsa yang berlabuh di Sunda Kelapa yang tentunya memiliki hubungan dagang dangan kita. Mmm juga ada koh dipamerkan komuditi-komiditi export kita. Intinya rempah-rempah dan semua na beneran (Asli) maka na bau na berasa.

Waah banyak sekali yang dilihat, tapi kita belum semuaa na lho, si Kira dah capai kek na kasian padahal kita masih ada 2 tempat yang akan kita observasi.

Sebelum beranjak dr museum bahari, kita sempatkan duku berleha-leha di ruang terbuka gedung iki. Mmm kalo ane perhatiin disetiap gadung-gedung tua di kota tua iki mempunya ruang terbuka. Karena memang deket laut angina na banyaaaaaak dan kenceng. Eh ada satu kagi yang selalu ada, meriam meriam dimana mana... Ok narsis duluu....

Yup next objek... Cay's Vacation part 3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar